ADS

Berbagai Pengaruh Ganja Bagi Kesehatan Tubuh

Efek ganja mempunyai dampak yang luas bagi tubuh. Sebagian orang mungkin pernah ingin tau dan mencoba ganja untuk mencicipi sensasi tertentu. Namun, imbas ganja sanggup memengaruhi kesehatan tubuh dan pikiran jikalau terus-terusan dikonsumsi dalam jangka panjang.

Mariyuana atau ganja yaitu obat-obatan herba yang terdiri dari daun, bunga, dan tunas tumbuhan Cannabis sativa. Ganja sering kali diisap ibarat rokok pipa atau rokok ‘lintingan’. Namun, ganja juga bisa dijadikan materi kuliner atau diseduh menjadi teh. Beberapa tempat di Indonesia populer memakai sedikit ganja sebagai bumbu suplemen pada kuliner tradisional mereka.
Banyak orang memakai ganja untuk menciptakan mereka merasa santai atau sangat senang (high). Tetapi jikalau dikonsumsi terus-menerus, dalam jangka waktu usang dengan takaran berlebihan, imbas ganja akan berakibat tidak baik bagi kesehatan.

Efek Ganja Bagi Tubuh
Ganja termasuk ke dalam herba, alasannya yaitu bisa dipakai untuk mengatasi kondisi tertentu selama mengikuti supervisi medis. Meski demikian, pemakaian ganja sebagai obat masih belum dilegalkan secara aturan oleh pemerintah. Penggunaan tumbuhan ganja tanpa didasari oleh indikasi medis dan tidak di bawah pengawasan dokter, dalam hal ini sebatas untuk kesenangan, akan memperlihatkan dampak negatif pada aneka macam organ dan juga pada kesehatan penggunanya secara umum.

Beberapa imbas ganja bagi tubuh yaitu sebagai berikut:

*Paru-paru
Menurut beberapa penelitian, kandungan tar pada ganja hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari tar tembakau. Selain itu, asap ganja juga diduga mempunyai kandungan zat penyebab kanker 70% lebih banyak dari asap rokok tembakau. Oleh alasannya yaitu itu, risiko Anda terkena kanker paru-paru pun semakin tinggi, terutama jikalau pemakaian ganja dalam waktu lama, meski hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Dan jikalau Anda merokok dengan adonan ganja dan tembakau, risiko penyakit paru-paru akan lebih tinggi.

*Otak
Terlalu usang memakai ganja sanggup mengakibatkan gangguan pada kemampuan berpikir, kehilangan memori, dan menghambat fungsi otak. Penelitian dengan memanfaatkan pemindaian MRI otak memperlihatkan adanya perubahan struktur di cuilan tertentu pada otak pengguna ganja dalam jangka panjang. Perubahan ini juga memengaruhi kinerja otak.

*Kesehatan mental
Biasa mengisap ganja diduga memperburuk atau meningkatkan risiko kambuhnya tanda-tanda psikotik (psikosis) pada penderita skizofrenia. Selain itu, imbas ganja juga bisa menjadikan halusinasi (melihat hal-hal yang tidak benar-benar ada), ilusi (percaya dan meyakini hal-hal yang tidak benar),  rasa cemas, dan serangan panik. Penggunaan ganja dalam jangka panjang juga memungkinkan seseorang untuk terkena tanda-tanda putus obat, yang mencakup insomnia, perubahan mood, dan penurunan nafsu makan. Risiko ketergantungan ganja juga bisa terjadi. Risiko terkena psikosis akan lebih tinggi jikalau Anda mulai memakai ganja di usia remaja, atau mempunyai riwayat penyakit mental dalam keluarga.

*Sistem peredaran darah
Beberapa ketika sehabis mengisap ganja, detak jantung Anda akan bertambah 20-50 denyut per menit. Efek ganja ini berlangsung hingga tiga jam. Bagi penderita penyakit jantung, detak jantung yang lebih cepat ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Selain itu, ganja juga sanggup mengakibatkan naiknya tekanan darah dalam jangka pendek, risiko perdarahan, dan menciptakan mata menjadi merah alasannya yaitu pembuluh darah diperlebar.

*Sistem pencernaan
Mengisap ganja sanggup mengakibatkan rasa menyengat atau sensasi terbakar (rasa perih) di verbal dan tenggorokan. Untuk ganja yang dikonsumsi secara ditelan (oral) makan sanggup menjadikan mual dan muntah. Namun pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, imbas ganja justru terlihat sanggup mengobati tanda-tanda mual dan muntah.

*Sistem kekebalan tubuh
Efek ganja bisa menciptakan sistem kekebalan tubuh melemah. Penelitian juga memperlihatkan adanya kaitan antara penggunaan ganja dengan meningkatknya risiko terkena penyakit yang sanggup melemahkan kekebalan tubuh, ibarat HIV/AIDS. Akibatnya, tubuh menjadi semakin sulit melawan infeksi.

*Kehamilan dan menyusui
Mengisap ganja selama kehamilan sanggup memengaruhi perkembangan otak janin, memperlambat pertumbuhan janin, mengakibatkan abnormalitas dan gangguan pada janin, serta leukemia. Selain itu, mencampur ganja dan tembakau juga diduga meningkatkan risiko bayi terlahir prematur atau terlahir dengan berat tubuh rendah. Ibu yang mengonsumsi ganja ketika menyusui sanggup menciptakan zat kimia dalam mariyuana yang disebut tetrahydrocannabinol (THC) masuk ke dalam ASI. Akibatnya, pertumbuhan bayi akan terhambat.

Efek ganja selain tidak baik bagi kesehatan juga bisa menciptakan seseorang terjerat hukum. Di Indonesia, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 perihal Narkotika, ganja termasuk dalam narkotika golongan I, yang jikalau ditanam, dipelihara, dimiliki, atau disimpan, sanggup dikenai hukuman pidana penjara paling usang 12 (dua belas) tahun dan denda paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar Rupiah). Jika mempunyai gangguan kesehatan terkait narkoba, termasuk akhir imbas ganja, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.

Subscribe to receive free email updates:

ADS