ADS

Penderita Gangguan Ilusi Suka Meyakini Yang Aneh-Aneh

Delusi yaitu salah satu jenis gangguan mental serius yang dikenal dengan istilah psikosis. Psikosis ditandai dengan ketidaksinambungan antara pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan realitas yang sebenarnya. Orang yang mengalami ilusi seringkali mempunyai pengalaman yang jauh dari kenyataan.

Penderita gangguan ilusi meyakini hal-hal yang tidak faktual atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Walau sudah terbukti bahwa apa yang diyakini penderita berbeda dengan kenyataan, penderita tetap berpegang teguh pada pemikirannya.
Penyebab gangguan ilusi belum diketahui secara pasti, namun ada bermacam-macam faktor pendorong, antara lain faktor keturunan atau genetik, biologis, lingkungan, serta psikologis. Ada kecenderungan bahwa gangguan ilusi sanggup terjadi pada orang yang mempunyai riwayat gangguan ilusi atau skizofrenia di dalam keluarga.

Beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya delusi, antara lain stres, penyalahgunaan obat-obatan, mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan atau fungsi otak tidak normal, menyerupai pada penderita penyakit Parkinson, penyakit Huntington, demensia, stroke, serta kelainan kromosom.

Gangguan ilusi dibagi ke dalam beberapa jenis, antara lain:

*Waham kebesaran (grandiose)
Penderitanya mempunyai rasa kekuasaan, kecerdasan, identitas yang membumbung tinggi, serta meyakini bahwa dirinya telah melaksanakan suatu inovasi penting atau mempunyai bakat yang hebat. Selain itu, penderitanya juga bisa meyakini bahwa dirinya mempunyai kemampuan Istimewa atau mempunyai korelasi khusus dengan figur yang hebat, contohnya korelasi dengan presiden atau selebritas terkenal. Padahal kenyataannya tidak demikian.

*Erotomania
Penderita erotomania meyakini bahwa dirinya sangat dicintai oleh seseorang Sering kali terjadi, orang yang menjadi objek ilusi yaitu orang-orang populer atau berkedudukan penting. Penderita umumnya menguntit dan berusaha melaksanakan kontak dengan objek delusinya.

*Waham kejar (persecutory)
Penderitanya merasa terancam alasannya yaitu yakin bahwa ada orang lain yang menganiaya dirinya, memata-matai, atau berencana mencelakainya.

*Waham cemburu
Pada jenis ilusi ini, penderita percaya bahwa pasangannya tidak setia kepada dirinya, padahal tidak didukung dengan fakta apa pun.

*Campuran
Pada kasus ini, penderita ilusi mengalami dua jenis gangguan ilusi atau bahkan lebih banyak dari itu.

Seseorang dikatakan menderita gangguan ilusi apabila mengalami tanda-tanda ilusi setidaknya satu bulan. Gejala yang umum terjadi yaitu gampang murka dan emosinya tidak stabil. Gangguan ini sanggup bertahan dalam beberapa bulan, namun bisa juga bertahan usang dengan intensitas yang tiba dan pergi.

Pada beberapa kondisi, tanda-tanda ilusi juga sanggup disertai dengan halusinasi. Misalnya, pada penderita ilusi yang merasa bahwa organ tubuhnya sedang membusuk bisa mengalami halusinasi berupa mencium basi busuk yang bahwasanya tidak ada, atau mencicipi sensasi lainnya yang berkaitan dengan delusinya.

Delusi bisa muncul sebagai tanda-tanda dari gangguan mental psikosis pada tahap yang lebih serius. Oleh alasannya yaitu itu, dalam menyidik pasien yang mengalami delusi, biasanya dokter juga mengevaluasi kemungkinan penyakit lain, menyerupai skizofrenia, gangguan mood, atau dilema medis yang bisa memicu tanda-tanda delusi.

Perlu diperhatikan bahwa psikosis jauh berbeda dengan psikopat. Penderita psikosis cenderung berperilaku membahayakan dirinya sendiri, sedangkan sikap psikopat atau penderita gangguan kepribadian anti sosial, cenderung membahayakan orang lain.

Jika Anda mengalami atau mengetahui orang terdekat Anda mengalami delusi, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikiater. Dapat dilakukan terapi untuk menangani gangguan ini, yang meliputi tindakan penanganan darurat supaya penderita tidak membahayakan dirinya, terapi sikap kognitif, serta derma obat-obatan antipsikotik.

Subscribe to receive free email updates:

ADS