ADS

Doa Bocah Pemanggul Kelapa, Ingin Sekolah Yang Tinggi, Ingin Jadi Dokter, Jikalau Sudah Jadi Dokter Mau Ngerawat Emak Sama Orang-Orang Kampung

Di desa Senang Hati, Banten yang jauh dari perkampungan dengan terusan jalan yang sulit, Heti dan anak laki-lakinya berjulukan Rusman yang berusia 12 tahun tinggal. Dengan keadaan yang jauh dari sejahtera, Heti dan Rusman hidup sangat sulit. Beberapa hari ini, Heti meminjam beras dari tetangganya. Hari itu tidak ada lagi cukup beras yang cukup untuk dimasak. Heti pun terpaksa memasak kembali nasi sisa pinjaman orang yang sudah bau dan dijemur terlebih dahulu.

“Kasihan sama anak saya, gak makan dari pagi hingga siang,” ucap Heti sambil menangis. Rusman yang masih bersekolah terpaksa makan 1x dalam sehari saja, sebab bila ia makan di pagi hari, ia akan lapar lagi saat malam tiba. Keadaan yang sangat sulit memaksa keluarga ini mengatur contoh makan sedemikian rupa. Bila menahan lapar bagi dirinya sendiri, Heti tidak dilema namun hati Heti merasa sakit saat melihat anak satu-satunya harus ikut menahan lapar dari semalam.
“Kan seharian emak sering gak masak, saya lapar. Terus saya tahan aja. Paling kalo punya uang, masak, kalo gak ya udah,” ucap Rusman. Hidup berdua saja dengan ibu menciptakan Rusman menjadi sosok yang tangguh. Melihat ibunya, membangkitkan semangat Rusman untuk bekerja keras. Menjadi buruh pemanggul kelapa, ia jalani. Kakinya yang sedang sakit dan belum diobati menciptakan ia berjalan pincang tidak ia hiraukan.
Apapun pekerjaan yang ditawarkan kepadanya dilakoni Rusman demi mengumpulkan sedikit uang. Heti bukannya membiarkan Rusman untuk bekerja di usia yang masih kecil, namun penyakit kulit yang diderita Heti juga menciptakan Heti kesulitan mencari pekerjaan. Rusman menyadari dirinya sebagai tulang punggung keluarga, Rusman bersyukur ada tetangganya yang mengajak ia memanen kelapa. “Kalo kerja angkat kelapa, dikasih 2 ribu, 3 ribu gitu. Tergantung banyaknya,” terperinci Rusman.
Selepas memanggul kelapa, Rusman mencari tanaman liar yang dipercaya sebagai obat untuk penyakit kulit yang diderita ibunya. “Pengen sekolah tinggi, pengen jadi dokter. Kalo udah jadi dokter mau ngerawat emak sama orang-orang kampung. Kalo lagi murung suka berdoa ke Allah. Ya Allah, sembuhin emak supaya sanggup kerja lagi juga sanggup nemenin saya kerja,” ucap Rusman.

Sudah lebih dari 10 tahun, Heti didera penyakit kulit. Bila terkena sinar matahari, kulit Heti akan mengelupas. Mungkin saja penyakit kulit yang diderita Heti ini sanggup menular kepada Rusman. Namun Rusman tidak sanggup berjauhan dengan ibundanya, “Gak takut ketularan. Kan emak lagi sakit. Gak mungkin ngejauhin emak, kan kasihan,” ucap Rusman tulus. Sejak dikandungan sang ibu, Rusman sudah ditinggalkan ayahnya. “Kalo liat temen-temen sama bapaknya, saya juga mau berkumpul sama bapak. Ingin bermain. Kalo ada bapak sih enak, kan ke hutan juga ditemenin, enak. Main juga ditemenin, lezat kayaknya gitu,” ucap Rusman.

Rusman berharap suatu hari ayahnya akan menengok dirinya yang sudah tumbuh menjadi anak yang besar lengan berkuasa dan tabah. “Bapak, dede udah besar kan bapak ingin bertemu dengan bapak. Ingin berkumpul lagi, dan ingin makan bareng sama bapak,” harap Rusman. Hanya untaian doa yang sanggup Rusman panjatkan semoga harapan dan cita-citanya dikabulkan. Tuhan tidak pernah tidur, Dia melihat dan mendengar doa umat-Nya yang dipanjatkan dengan tulus.

Sumber : Youtube

Subscribe to receive free email updates:

ADS